Senin, 23 April 2012

Diuji Oleh Sepatu


Aku dikaruniai Tuhan tubuh yang kecil, mungil, dan kata orang mukaku imut-imut. Ga heran tiap orang yang melihatku jadi sering ‘tertipu’ dengan umurku yang sebenarnya. Waktu SMP, dikira masih kelas 4 SD. Udah SMA, dibilang masih pantes pake seragam SMP. Eh, zaman kuliah sering disangka “Anak SMA nyasar dari mana nih?”
Begitu juga waktu masuk dunia kerja. Becandanya orang-orang, “Anak kecil kok udah kerja?” atau “Bisa-bisa ntar perusahaan dituntut gara-gara mempekerjakan anak di bawah umur”, atau “Udah punya pacar? Masih kecil ga boleh pacaran, lho...” dan seabrek becandaan lainnya. Whew!

Beberapa hari lalu aku dicegat seorang SPB (Sales Promotion Boy) di supermarket, lalu ditawari nyumbang untuk yayasan sosial tertentu.
“Mbak usianya berapa?” tanya si SPB.
“Dua-enam,” jawabku.
“Hah?” si SPB keceplosan. “Wah, saya kira masih 20-an lho, Mbak! Mukanya irit, ya?!” lanjutnya becanda lalu tertawa. Hahaha...
“Udah sering dibilang gitu, Mas,” aku guyoni si SPB.
Ya begitulah... Kalau dibecandain orang-orang pake kata “anak kecil”, aku udah kebal. Tapi lama-lama aku sebel juga kalau udah menyinggung fisik gitu, bagaimana pun juga, aku ga suka “dianak kecil-anak kecil-kan”!!!

Gara-gara fisik yang kecil, aku sering susah menemukan beberapa barang yang pas dengan ukuranku. Awalnya soal pakaian. Beli celana panjang yang di pinggangnya pas, tapi selalu motong di bagian bawah karena kepanjangan. Beli rok terusan, selalu mem-permak beberapa bagian. Tapi untungnya sekarang banyak toko baju yang berpihak pada pemilik tubuh mungil. Sejauh ini kalau soal atasan (baju/kaos), ga terlalu susah. Setelah mengobservasi diriku sendiri dan lingkungan, akhirnya aku mengambil kesimpulan kalau ukuran badanku ini nanggung: ukuran anak-anak yang paling besar kekecilan, tapi kalau ukuran dewasa yang paling kecil, kadang-kadang masih kebesaran. Hiyaaa...

Tapi ada satu barang yang aku paling susah nemu ukuran yang pas: sepatu!
Kalau nyari sepatu, haduh... aku bisa frustasi sendiri. Toko sepatu se-Surabaya didatangi, belum tentu nemu (beneran ini, ga lebay!). Tau kenapa? Karena ukuran sepatuku ga pasti, antara 35-36. Tau sendiri kalau sepatu cewek dewasa ukuran 35 itu amat sangat jarang sekali. Kebanyakan yang paling kecil adalah ukuran 36, dan kadang-kadang itu pun masih kebesaran di kakiku! Hadeew...  Lagipula ukuran satu merk dengan yang lain kan ga selalu sama. Jadi begitu ada yang cocok dan pas di kaki, sudah pasti aku beli. Tentu masih mempertimbangkan harga dan kecocokan hati juga lah... Pernah aku nemu satu sepatu yang bagus dan pas, tapi harganya 800 ribu-an. Hah, buat apa sepatu 800 ribu... Memang waktu itu dipajang di salah satu mall yang terkenal produk-produknya berharga mahal. Hehe...
Aku sering kecewa saat nyoba sepatu, nemu model yang bagus dan cocok, tapi ga jadi terbeli karena kendala ukurannya ga ada yang pas. Huh, sebel banget rasanya!
Saking frustasinya kalau mau beli sepatu, aku menghindari merk-merk tertentu yang pasti ga ada ukuran kecil (berdasarkan pengalaman). Jadinya aku memfokuskan tenaga untuk mencari sepatu dari merk lain yang sekiranya ada ukuran kecil. Untungnya ada beberapa merk sepatu yang punya ukuran kecil, jadi aku selalu memprioritaskan cari sepatu merk Connexion atau Vicari.

Jadinya sekarang aku cuma punya 4 sepatu: dua high heels untuk ke kantor (gantian) dan dua sepatu flat, ditambah 2 sandal biasa, dan 2 sandal jepit. Menurutku itu ga banyak, setuju kan? Hehe... Untungnya sepatu dan sandal yang aku punya sekarang cukup awet dan nyaman dipakai.

Suatu hari, aku jalan-jalan dengan pacarku ke salah satu mall, dengan tujuan utama: cari sepatu! Soalnya sepatuku untuk ke kantor udah mulai sedikit bermasalah, jadi sebelum jadi masalah beneran, lebih baik aku menyiapkan cadangan. Setiap kali mau beli sepatu, aku selalu berdoa, “ya Tuhan, semoga ada yang cocok dan pas di kaki, amin.” Harus optimis!

Udah muter-muter dan mencoba-coba, tapi ternyata belum nemu yang sreg dan ada ukurannya (lagi!). Dalam keadaan capek dan hampir menangis, aku bilang, “Aku benci sama kakiku!”
Pacarku langsung menegur, “Heh, ga boleh bilang gitu, kok ga bersyukur...”
Oiya, aku sadar, memang kakiku diciptakan Tuhan dengan ukuran segini, tapi masa ga bisa nambah panjang dikiiitt aja?? Soalnya mending kalau kebesarannya mencolok gitu, lha kadang-kadang cuma kebesaran satu-dua sentimeter aja! Heuuh, cabe deh... =__=’
Lalu pacarku komentar, “Lha kalau kebanyakan milih ya susah...”
Aku tau dia ga bermaksud menyindir, tapi lalu aku merenungkan kata-katanya. Bener juga, saat ini pertimbangan utamaku saat milih sepatu adalah model, lalu ukuran, dan terakhir harga. Bisa dibilang mungkin karena terlalu milih sepatu model tertentu, aku jadi ga melihat sepatu model lain yang sebenernya ga kalah bagus dengan yang aku inginkan. Jadi kemungkinan dapetnya juga lebih sedikit.
Memang, kalau kita berhasil mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan, kepuasannya terasa banget. Dalam hal ini, pakai sepatu yang sreg di hati dan nyaman, bisa meningkatkan percaya diri dan mendongkrak penampilan.
Rupanya sepatu ini benar-benar menguji kesabaran dan perjuanganku.
Tapi pencarianku belum berakhir, aku masih harus beli sepatu nih!
Adakah referensi beli sepatu yang ada ukuran kecil dimana yaa???