Aku dikaruniai Tuhan tubuh yang
kecil, mungil, dan kata orang mukaku imut-imut. Ga heran tiap orang yang
melihatku jadi sering ‘tertipu’ dengan umurku yang sebenarnya. Waktu SMP,
dikira masih kelas 4 SD. Udah SMA, dibilang masih pantes pake seragam SMP. Eh,
zaman kuliah sering disangka “Anak SMA nyasar dari mana nih?”
Begitu juga waktu masuk dunia
kerja. Becandanya orang-orang, “Anak kecil kok udah kerja?” atau “Bisa-bisa
ntar perusahaan dituntut gara-gara mempekerjakan anak di bawah umur”, atau
“Udah punya pacar? Masih kecil ga boleh pacaran, lho...” dan seabrek becandaan
lainnya. Whew!
Beberapa hari lalu aku dicegat
seorang SPB (Sales Promotion Boy) di
supermarket, lalu ditawari nyumbang untuk yayasan sosial tertentu.
“Mbak usianya berapa?” tanya si
SPB.
“Dua-enam,” jawabku.
“Hah?” si SPB keceplosan. “Wah,
saya kira masih 20-an lho, Mbak! Mukanya irit, ya?!” lanjutnya becanda lalu
tertawa. Hahaha...
“Udah sering dibilang gitu,
Mas,” aku guyoni si SPB.
Ya begitulah... Kalau
dibecandain orang-orang pake kata “anak kecil”, aku udah kebal. Tapi lama-lama
aku sebel juga kalau udah menyinggung fisik gitu, bagaimana pun juga, aku ga
suka “dianak kecil-anak kecil-kan”!!!
Gara-gara fisik yang kecil, aku
sering susah menemukan beberapa barang yang pas dengan ukuranku. Awalnya soal
pakaian. Beli celana panjang yang di pinggangnya pas, tapi selalu motong di
bagian bawah karena kepanjangan. Beli rok terusan, selalu mem-permak beberapa
bagian. Tapi untungnya sekarang banyak toko baju yang berpihak pada pemilik
tubuh mungil. Sejauh ini kalau soal atasan (baju/kaos), ga terlalu susah.
Setelah mengobservasi diriku sendiri dan lingkungan, akhirnya aku mengambil
kesimpulan kalau ukuran badanku ini nanggung: ukuran anak-anak yang paling
besar kekecilan, tapi kalau ukuran dewasa yang paling kecil, kadang-kadang
masih kebesaran. Hiyaaa...
Tapi ada satu barang yang aku
paling susah nemu ukuran yang pas: sepatu!
Kalau nyari sepatu, haduh...
aku bisa frustasi sendiri. Toko sepatu se-Surabaya didatangi, belum tentu nemu
(beneran ini, ga lebay!). Tau kenapa? Karena ukuran sepatuku ga pasti, antara 35-36. Tau sendiri
kalau sepatu cewek dewasa ukuran 35 itu amat sangat jarang sekali. Kebanyakan
yang paling kecil adalah ukuran 36, dan kadang-kadang itu pun masih kebesaran
di kakiku! Hadeew... Lagipula ukuran
satu merk dengan yang lain kan ga selalu sama. Jadi begitu ada yang cocok dan
pas di kaki, sudah pasti aku beli. Tentu masih mempertimbangkan harga dan
kecocokan hati juga lah... Pernah aku nemu satu sepatu yang bagus dan pas, tapi
harganya 800 ribu-an. Hah, buat apa sepatu 800 ribu... Memang waktu itu
dipajang di salah satu mall yang terkenal produk-produknya berharga mahal. Hehe...
Aku sering kecewa saat nyoba
sepatu, nemu model yang bagus dan cocok, tapi ga jadi terbeli karena kendala
ukurannya ga ada yang pas. Huh, sebel banget rasanya!
Saking frustasinya kalau mau beli
sepatu, aku menghindari merk-merk tertentu yang pasti ga ada ukuran kecil
(berdasarkan pengalaman). Jadinya aku memfokuskan tenaga untuk mencari sepatu
dari merk lain yang sekiranya ada ukuran kecil. Untungnya ada beberapa merk
sepatu yang punya ukuran kecil, jadi aku selalu memprioritaskan cari sepatu
merk Connexion atau Vicari.
Jadinya sekarang aku cuma punya
4 sepatu: dua high heels untuk ke kantor (gantian) dan dua sepatu flat,
ditambah 2 sandal biasa, dan 2 sandal jepit. Menurutku itu ga banyak, setuju
kan? Hehe... Untungnya sepatu dan sandal yang aku punya sekarang cukup awet dan
nyaman dipakai.
Suatu hari, aku jalan-jalan
dengan pacarku ke salah satu mall, dengan tujuan utama: cari sepatu! Soalnya
sepatuku untuk ke kantor udah mulai sedikit bermasalah, jadi sebelum jadi
masalah beneran, lebih baik aku menyiapkan cadangan. Setiap kali mau beli
sepatu, aku selalu berdoa, “ya Tuhan, semoga ada yang cocok dan pas di kaki,
amin.” Harus optimis!
Udah muter-muter dan
mencoba-coba, tapi ternyata belum nemu yang sreg dan ada ukurannya (lagi!). Dalam
keadaan capek dan hampir menangis, aku bilang, “Aku benci sama kakiku!”
Pacarku langsung menegur, “Heh,
ga boleh bilang gitu, kok ga bersyukur...”
Oiya, aku sadar, memang kakiku
diciptakan Tuhan dengan ukuran segini, tapi masa ga bisa nambah panjang
dikiiitt aja?? Soalnya mending kalau kebesarannya mencolok gitu, lha
kadang-kadang cuma kebesaran satu-dua sentimeter aja! Heuuh, cabe deh... =__=’
Lalu pacarku komentar, “Lha
kalau kebanyakan milih ya susah...”
Aku tau dia ga bermaksud
menyindir, tapi lalu aku merenungkan kata-katanya. Bener juga, saat ini
pertimbangan utamaku saat milih sepatu adalah model, lalu ukuran, dan terakhir
harga. Bisa dibilang mungkin karena terlalu milih sepatu model tertentu, aku
jadi ga melihat sepatu model lain yang sebenernya ga kalah bagus dengan yang
aku inginkan. Jadi kemungkinan dapetnya juga lebih sedikit.
Memang, kalau kita berhasil
mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan, kepuasannya terasa
banget. Dalam hal ini, pakai sepatu yang sreg di hati dan nyaman, bisa
meningkatkan percaya diri dan mendongkrak penampilan.
Rupanya sepatu ini benar-benar
menguji kesabaran dan perjuanganku.
Tapi pencarianku belum
berakhir, aku masih harus beli sepatu nih!
Adakah referensi beli sepatu
yang ada ukuran kecil dimana yaa???