Rabu, 11 Juni 2014

Hawa Tak Berjodoh Dengan Adamnya



"Aku ga menyangka bisa bertemu dengannya lagi..."
Hari itu, 6 (enam) tahun yang lalu.

Suatu malam yang cerah, aku dan Mama pergi keluar rumah untuk makan malam. Kami menuju ke depot soto yang terkenal enak di salah satu jalan daerah padat pertokoan. Baru masuk, mataku menangkap seseorang yang sedang duduk menyantap sotonya. Aku kenal cowok itu. Kebetulan, dia juga langsung mengenali keberadaanku dan kami saling melambaikan tangan. Karena duduk agak jauh, kami ga saling ngobrol sampai akhirnya dia beserta keluarganya berdiri dan pamitan kepada kami, ”Duluan, ya!”
Aku kenal satu keluarga itu, mulai dari kedua orang tuanya, kakaknya, juga adiknya. Mamaku juga berteman baik dengan Mamanya. Ya, karena aku dan cowok itu adalah teman semasa kecil...
Ketika aku dan Mama sudah selesai makan dan keluar dari depot, kami mendapati satu keluarga itu masih berdiri ga jauh dari sana. Sepertinya mereka sedang menunggu sesuatu, entah apa. Tiba-tiba temanku itu menghampiri aku, ”Hai, Hawa!”
”Hai, Adam!”
Hahaha, kami tertawa bersama.
”Kamu kuliah dimana?” tanyanya.
Lalu terjadilah percakapan singkat diantara kami yang berujung dengan tukar nomor HP sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Malam itu pula, aku dan dia SMS-an. Seru sekali karena kami lama ga bertemu. Namanya bukan Adam, tapi Harry. Kenapa dia kupanggil Adam, karena sebelumnya dia memanggilku Hawa! Haha... Jadi ceritanya kami dulu satu sekolah TK. Pada waktu drama Natal, aku mendapatkan peran sebagai Hawa dan dia sebagai Adam. Sejak saat itu, entah kenapa guru-guru kami sangat senang mencocokkan kami sebagai pasangan Adam dan Hawa. Setiap kali drama, bahkan sampai SD, kami selalu mendapatkan peran itu lagi. Oleh sebab itu, image sebagai Adam dan Hawa selalu lekat pada kami. Makanya kami ga canggung menyapa dengan sebutan itu.

Beberapa tahun ga bertemu dan berkomunikasi, tiba-tiba kami bertemu di kampung halaman sendiri. Dia kuliah di Kanada, sedangkan aku di Surabaya. Kami ngobrolin banyak hal mulai dari kegiatan sehari-hari, hobi, sampai curhat masalah pribadi.
Aku ingat betul dia sempat nanya begini, ”Arzy, kamu sudah ada cowok di Surabaya?”
”Belum. Kamu sendiri? Pasti banyak cewekmu, ya?”
”Haha, aku juga ga ada cewek, ga ada yang mau sama aku.”
Hahaha... Sama seperti yang kukenal, dia orang yang ramah dan menyenangkan...
Sayangnya, beberapa hari di Kediri, kami berdua ga sempat keluar bareng karena ketidakcocokan jadwal. Lalu aku harus kembali ke Surabaya dan itu sempat disayangkannya.
”Kok cepet  balik ke Surabayanya?”
”Iya, kan aku harus kuliah. Kamu kapan balik ke Kanada? Kabari ya!”
Untungnya, masih ada waktu beberapa hari sebelum dia kembali ke Kanada. Jadi kami masih sempat SMS-an seperti biasa, aku di Surabaya dan dia masih di Kediri.

Akhirnya waktu itu tiba. Sebelum kembali ke Kanada, dia memberitahu aku nomor HP yang dipakainya disana. Seneng sekali karena berarti aku bisa keep contact dengan dia. Pada hari keberangkatannya, aku sempat menyusulnya ke Bandara Juanda, maksud hati ingin mengantarnya. Tapi aku sedikit terlambat dan dia sudah masuk untuk check in. Aku sempat melihat dia lewat kaca. Mau manggil juga percuma, dia ga bakal dengar. Setelah check in, dia langsung masuk ke dalam ruang tunggu dan ga keluar lagi. Ingin rasanya bisa lari masuk dan menemui dia seperti adegan Cinta dan Rangga di film AADC, hahaha...
Apa boleh buat, ga ada kesempatan itu. Aku belum mengucapkan selamat jalan padanya. Tapi rupanya Mamanya melihat aku disana, lalu ia berbaik hati menelepon si Adam supaya mau keluar lagi menemui aku. Sayangnya dia sudah ga bisa ditelepon dan aku pun hanya mengucapkan terima kasih pada mereka yang sudah membantu. Aku ga tau, apakah kemudian keluarganya memberi tahu dia kalau aku menemuinya di Juanda itu...

Berapa lama perjalanan dari Indonesia ke Kanada? Setauku hampir 24 jam. Lewat dari jam itu, ga ada kabar apa-apa dari dia. Jadi aku berinisiatif SMS dia dan menanyakan kabarnya.
”Sudah nyampe, aku capek banget, Hawa. Jadi tidur seharian...”
Syukurlah, aku senang mendengar kabarnya baik-baik saja.

Waktu berlalu begitu cepat. Kami disibukkan dengan kegiatan sehari-hari, masih sesekali SMS-an, tapi lama-lama ga sering ngobrol lagi. Apalagi waktu sudah lulus, bekerja, dan akhirnya aku punya pacar. Tentu aku ga melupakan dia sebagai temanku, tapi aku memang sudah ga tau kabar apa-apa tentang dia lagi. Lalu apa yang membuat aku menulis kenangan masa kecil dan peristiwa 6 tahun yang lalu ini?

Semuanya berawal dari beberapa bulan yang lalu, saat temanku menikah. Teman masa kecil juga. Aku memang masih sering berhubungan dengan teman-temanku semasa SD. Dia mengundang aku, katanya, ”Dateng ya, Zy... Anak-anak banyak yang aku undang,” lalu dia menyebutkan beberapa nama yang tentu saja sudah kukenal semua. ”Katanya Harry juga mau dateng sama tunangannya...” tambahnya.
Hmm, Harry??? Ingatanku langsung flashback ke kejadian itu. Tapi, tunangannya?
Oh, jadi dia sudah punya tunangan?
Sayangnya pada hari H aku ga bisa datang memenuhi undangan pernikahan temanku karena ada urusan kerjaan waktu itu. Dia sedih dan kecewa, tapi ga apa-apa katanya. Sebetulnya aku juga sedih, terutama karena aku ingin melihat dia lagi: Harry, bersama tunangannya yang katanya akan datang. Seperti apa ya tunangannya? Apa cewek Asia? Atau jangan-jangan cewek bule? Sumpah penasaran banget! Yah, entahlah akhirnya dia jadi datang atau ga, bersama tunangannya atau ga, aku juga ga bertanya ke yang punya acara. Sudah ga terlalu aku pikirkan lagi...

Sampai akhirnya aku menemukan jawabannya! Sabtu lalu aku pulang ke Kediri dan melihat sebuah undangan pernikahan yang ditujukan untuk Mamaku. Aku kenal nama mempelai pria yang tertulis disitu, itu si Harry! Ada fotonya juga. Ternyata dia sudah menikah dengan seorang wanita cantik berambut pirang, dan resepsinya akan digelar di Kediri tanggal 20 Juni nanti. Cukup mengejutkan.

Aku juga heran mengapa masih teringat kejadian tahun 2008 itu, saat bertemu dia di depot soto... Walaupun kami hanya sebentar bercakap-cakap, tapi sangat berkesan bagiku. Namun kini dia sudah bahagia bersama wanitanya. Apa lagi yang bisa kuharapkan? Patah hati?  Hmm, sedikit… :p
Well, rupanya untuk yang satu ini, Hawa tidak berjodoh dengan Adam-nya. Hahaha…#AkuRaPopo

Ya Tuhan, jujur aku tidak ingin Harry membaca tulisanku ini, karena aku malu sekali, hehehe…
Tapi tetap ada yang ingin kusampaikan padanya: 
~~~Congratulations for your wedding, Harry and Ashley! ~~~


...Friendship is made in the heart. A silent, unwritten, unbreakable by distance, unchangeable by time…

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar