Kamis, 04 April 2013

Berburu Vintage Fashion

Tren mode dunia selalu eksis setiap hari. Munculnya para desainer muda berbakat membuat dunia fashion tak pernah berhenti menampilkan karya-karya baru yang menjadi referensi untuk tampil gaya. Bahkan, negara-negara kiblat mode seringkali mengeluarkan kreasinya sesuai 4 musim: semi, panas, gugur, dan dingin. Di Asia, saat ini Korea menjadi sorotan karena kiprahnya yang cukup bagus di dunia entertain dan mode. Jadi, banyaknya pilihan membuat para pecinta fashion dapat menambah koleksi busananya. Tetapi, seiring perkembangannya, bukan berarti mode-mode keluaran lama menjadi usang dan tidak menarik lagi. Justru di beberapa kalangan, gaya klasik yang disebut vintage ini tetap digemari dan diburu keberadaannya.

Memakai pakaian model lama bukan berarti membuat penampilan jadi terkesan kuno. Walaupun sederhana, kesan elegan dan bergengsi tetap bisa didapatkan. Kuncinya, perlu padu-padan dengan item lain yang stylish, misalnya dengan mengenakan aksesori. Tas tangan, arloji, atau perhiasan dapat mengubah penampilan seseorang menjadi lebih menarik dan trendi.

Kini, pakaian bergaya vintage banyak ditemui di butik ataupun mall. Tapi walaupun terbilang model lama, bukan berarti harganya murah. Beberapa item malah lebih mahal dibandingkan dengan model terbaru karena desainnya yang langka atau unik. Nah, bagi Anda yang ingin mencari koleksi vintage namun tidak ingin merogoh kocek terlalu dalam, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengunjungi pasar barang bekas.

Tidak hanya pakaian yang dijual di pasar barang bekas atau pasar loak. Beragam jenis aksesoris, tas, sepatu, jaket, topi, mantel, bahkan kosmetik ada disana. Kebanyakan barang yang dijual berasal dari Singapura, Korea, China, Jepang, dan Amerika Serikat. Beberapa barang pun bukan bekas dipakai orang, melainkan sisa impor. Walaupun memang barang bekas, Anda tak perlu khawatir soal kualitasnya. Asal jeli memilih, barang bermerek dunia dengan kualitas yang baik bisa didapatkan. Plus, kepuasaan saat mendapatkannya dengan harga murah. Misalnya kemeja dihargai mulai Rp 5000 sampai Rp 40 ribu, tas sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 100 ribuan, jaket atau sepatu mulai Rp 50 ribu hingga ratusan ribu Rupiah, bahkan banyak pula baju dan kaos yang cuma Rp 1000! Tentu saja, untuk mendapatkan harga terbaik, tawar menawar dengan si penjual menjadi keharusan. Bukan tidak mungkin, dengan uang Rp 100 ribu, Anda bisa mendapatkan 4 potong baju vintage yang tetap chic saat dipakai.

Sayangnya, masih banyak orang yang gengsi berbelanja di pasar barang bekas, mungkin karena image “pasar” yang kotor, panas, dan tidak ingin berdesakan dengan pembeli lain. Padahal banyaknya barang unik dengan model yang tidak pasaran dan harga terjangkau menjadi daya tarik tempat ini. Tapi beberapa wanita yang senang berbelanja di pasar barang bekas mengungkapkan serunya ‘berburu’ pakaian di antara tumpukan yang ‘menggunung’ itu.

Nah, tertarik untuk mulai mengunjungi pasar barang bekas? Agar berbelanja disana terasa lebih nyaman, tipsnya adalah kenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, juga sebaiknya tidak memakai perhiasan yang mencolok. Jangan ragu untuk mencari dan menggali lebih dalam, karena kita tak akan pernah tahu ada pakaian branded yang unik terselip diantara tumpukan-tumpukan tersebut. Jika sudah menemukan pakaian yang diinginkan, jangan terburu-buru membelinya. Pastikan dulu kualitasnya, apakah masih layak pakai atau ada yang cacat, barulah mulai tawar menawar dengan si penjual. Jika menemukan warna baju yang pudar, kotor, atau berlubang, mintalah si penjual menurunkan lagi harganya. Siapkan selalu uang nominal kecil dan recehan di dalam dompet, agar tak menyusahkan penjual karena harus memberikan uang kembalian terlalu banyak.

Pasar barang bekas biasanya buka mulai pukul 9 pagi sampai 6 malam. Jika tidak ingin berdesakan, datanglah pagi hari saat suasana belum ramai dan panas, atau sekalian sore hari saat hendak tutup untuk mendapatkan tambahan obral. Harga yang murah dan banyaknya pilihan bisa membuat kita semangat mengelilingi seluruh pasar, berbelanja kesana-kemari. Oleh sebab itu, bawalah tas sendiri untuk membungkus barang yang kita beli. Selain pertimbangan kepraktisan, juga untuk mengurangi pemakaian tas kresek. Hal yang terpenting adalah jangan lengah, selalu jaga tas dan barang belanjaan Anda agar terhindar dari copet-copet yang memanfaatkan situasi berdesakan di pasar.

Satu lagi alasan orang ragu membeli pakaian bekas adalah takut terkena penyakit kulit atau gatal-gatal. Memang benar, karena pakaian-pakaian tersebut didatangkan entah dari mana, sudah disimpan terlalu lama hingga jadi lembab, juga mungkin sudah dipakai oleh dua orang, tiga orang, bahkan lebih. Untuk mencegah penularan kuman, pastikan mencuci dahulu pakaian second tersebut segera setelah sampai di rumah. Gunakan air panas untuk merendamnya, tambahkan sabun antiseptik, lalu cuci dengan sabun seperti biasa. Saat mencuci, perhatikan bahan pakaian. Katun yang tipis dan bahan yang halus sebaiknya dicuci dengan tangan, sedangkan untuk coat atau bahan-bahan yang tebal dapat dicuci dengan mesin cuci. Jangan abaikan pula perawatan pakaian berbahan khusus seperti bulu-bulu agar bentuknya tidak berubah.

Barang bekas tidak sepenuhnya langsung dibuang dan kehilangan fungsinya. Bisa jadi, dengan keunikan bentuk dan dianggap bernilai seni tinggi, barang bekas tersebut banyak dicari orang dan berharga mahal. Begitu pula dalam hal pakaian. Dengan kembalinya tren mode 1980-an, vintage fashion membuat perbendaharaan mode dunia semakin kaya. Bagi para pencintanya, bukankah merupakan suatu kepuasan saat memakai pakaian yang terlihat berharga mahal, padahal aslinya didapat dengan harga murah di pasar barang bekas? Kini, membeli pakaian second merupakan salah satu alternatif bagi wanita yang ingin tampil modis tanpa membuat dompet jadi tipis.

So, ladies, sudah siap berburu vintage fashion? Beberapa pasar barang bekas yang terkenal adalah Pasar Senen dan Pasar Baru di Jakarta, Pasar Gedebage di Bandung, Pasar Gembong di Surabaya, dan Pasar Kodok di Tabanan, Bali. Tampillah beda dengan gaya vintage yang Anda dapat berdasarkan inspirasi dari sana.


~~Diambil dari berbagai sumber~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar