Jam menunjukkan pukul 00.15
waktu setempat, tanggal 14 Juli dini hari, saat pesawat ValuAir yang kutumpangi
mendarat di Bandara Changi, Singapura. Capek sih, setelah menunggu pesawat yang
delay selama 5 jam! tapi yang lebih aku rasakan adalah very excited! Selama satu minggu, aku akan menjelajahi negeri Singa
ini.
Kesan pertama, Singapura itu
sangat bersih dan sangat teratur, dengan berbagai etnis manusia berkumpul di
sana, seperti China, Jepang, Malaysia, India, termasuk dari Indonesia, juga ada
bule-bule ras Kaukasoid itu. Aku beruntung karena kakakku bekerja di sana, jadi
aku bisa tinggal di apartemennya yang berada di Orchard Road, salah satu pusat
belanja terkenal di Singapura.
Aku begitu takjub saat melihat
Singapura, karena di pinggir jalan ga ada rumah-rumah penduduk seperti di
Indonesia. Semuanya bangunan-bangunan tinggi, baik apartemen maupun kantor.
Begitu pula masyarakatnya. Di Singapura, kerap dijumpai kakek-kakek maupun
nenek-nenek yang masih bekerja, seperti sebagai waiter/waitress di restoran, sopir taksi, sopir bus, cleaning service, sampai menjadi pemandu
atau karyawan di tempat wisata. Hal ini terjadi karena Singapura ga memberi
jaminan hari tua pada warganya, jadi mereka harus tetap bekerja demi hidup.
Jalanan di Singapura sangat
lebar, dengan berbagai pohon besar dan taman kota yang menambah sejuk suasana.
Kultur orang-orang di sana sangat suka berjalan kaki, jadi trotoar dibuat
lebar, dilengkapi beberapa bangku seperti di taman, tempat sampah, dan spot
untuk smoking area. Jadi ga ada orang
yang merokok sambil jalan-jalan, apalagi buang sampah atau puntung rokok
sembarangan. Bisa kena tilang sampai $1000! Singapura sangat ketat soal
kebersihan.
Di semua jalan, mobil pribadi
sangat jarang ditemui, apalagi sepeda motor, hampir tidak ada! Alat
transportasi andalan mereka adalah bus dan MRT (Mass Rapid Transit, yaitu kereta cepat di bawah tanah yang stasiun
dan rute-nya sangat banyak, bisa menjangkau seluruh tempat di Singapura), juga
ada taksi. Jadi beda sekali dengan di Indonesia, dimana mobil pribadi
mendominasi jalanan, ditambah sepeda motor yang begitu banyak, belum lagi
angkutan umum yang menaik-turunkan penumpang seenaknya hingga menimbulkan
kemacetan.
Pengalaman naik transportasi
umum di Singapura sangat seru. Pertama kita membeli kartu sebesar kartu ATM
gitu, dan menaruh deposit beberapa dolar di dalamnya. Nah, kartu ini dilengkapi
dengan sensor, jadi setiap naik bus, kartu ini ditempelkan pada alat pembaca
sensor itu, lalu tinggal duduk dengan tenang. Busnya sangat bersih, ber-AC, dan
berjalan dengan tertib. Ia hanya akan berhenti di halte-halte, jadi ga bakal
bisa mencegat bus dan naik atau turun sembarangan di pinggir jalan. Ga ada istilah
angkutan umum yang “ngetem”. Setelah tiba di tujuan, kartu ini ditempelkan lagi
di alat pembaca sensor yang ada di pintu keluar, secara otomatis kita sudah
dianggap “membayar” karena saldo yang terdapat di dalam kartu itu sudah
berkurang. Jadi ga ada kondektur di dalam bus! Jika ga punya kartu itu, masih
bisa membayar dengan uang tunai yang berada di pintu masuk.
Kalau naik MRT, ga bisa bayar
pakai uang tunai, jadi harus punya kartu itu. Stasiun-stasiun MRT biasanya ada
di lantai paling dasar dari mall. Makanya sampai jam 12 malam mall masih terang
benderang, walaupun toko-tokonya memang sudah tutup, karena mall itu adalah
jalur lalu-lalang penumpang dari dan menuju MRT. Kartu ditempelkan pada pintu
masuk stasiun MRT, lalu masuk peron, dan lihat papan-papan penunjuk arah mana yang
akan kita tuju. MRT berjalan sangat cepat, paling sekitar 5 menit naik, kita
sudah sampai di stasiun berikutnya. Setiap kali naik bus atau MRT, tarifnya sekitar
$0,7 sampai $1,5 (Rp 6000-Rp 12.000) tergantung jauh-dekatnya jarak.
Kalau depositnya habis, bisa
diisi ulang di mesin khusus seperti mesin setor tunai di ATM. Tinggal masukkan
kartu, masukkan uang, ikuti instruksinya, setelah kartu sudah terisi jadi bisa
dipakai lagi. Pantesan stasiun MRT selalu penuh orang, soalnya aku merasakan
nyaman, bersih, aman, dan tentu cepat sampai ke tujuan.
Destinasi wisataku di
Singapura diawali dengan mengunjungi Marina Bay Sands. Disana ada mall, hotel,
casino, museum, gedung teater, semuanya jadi satu tempat di pinggir Sungai Singapura
(Singapore River). Waktu malam,
nonton "Light and Water Spectacular", perpaduan air
mancur dengan sinar laser yang luar biasa bagus banget!! Setelah itu, jalan
menyeberangi Helix Bridge, jembatan terpanjang di Singapura (280 meter) yang
berbentuk mirip struktur DNA, berkelip-kelip lampunya so beautiful!
Jam udah menunjukkan pukul 10
malam, tapi di sisi seberang Marina Bay ada tempat makan yang masih ramai.
Jadilah kami pesan makanan khas Singapura seperti Hokkian Mie, Fried Carrot
Cake (namanya carrot tapi percayalah
ini ga ada wortelnya sama sekali! Potongan lobak yang dicampur tepung lalu
dikukus, digoreng dengan telur dan bawang putih), Chicken Wings, Sting Ray
(ikan pari) bakar, dan Prawn Omellete. Minumnya Ice Sugarcane Lemon yang
rasanya mirip es tebu yang diberi lemon. Wah, makanan Singapura enak-enak!
Harganya berkisar antara $6 sampai $15 per porsi, es sugarcane lemon-nya $2 per
gelas.
Abis makan, kami menuju Esplanade
Building, yang masih ada di dekat situ. Bangunan beratap bundar unik mirip
durian ini adalah gedung pertunjukan, seperti kalau ada konser musik, teater,
opera, tari, dan sebagainya. Sayang, sudah tutup. Tapi kami masih bisa masuk
dan melihat-lihat dalam gedung itu.
Dekat Marina Bay ada Singapore
Flyer, The Giant Observation Wheel
dengan tinggi 165 meter. Bersama dengan Merlion, patung berkepala
singa-berbadan ikan yang sangat terkenal itu, Singapore Flyer, Marina Bay, dan
Esplanade sering diabadikan sebagai ikon kota Singapura.
Di Singapura juga ada kebun
binatang, namanya Singapore Zoo, Night Safari. Tempat wisata ini agak jauh,
sekitar 1 jam perjalanan naik bus dari Orchard. Namanya juga Night Safari,
tempat ini buka mulai jam 19.30 sampai 24.00. Tiketnya $20 per orang dewasa,
$13 untuk anak-anak. Untuk melihat hewan-hewannya, kita harus naik kereta
menyusuri rute yang dibuat, lamanya sekitar 25 menit. Tempatnya dibuat mirip dengan
hutan alami. Gelap banget, tapi hewan-hewannya disorot dengan lampu jadi masih
terlihat. Di dalam kereta juga ada pemandu yang menjelaskan hewan-hewan yang kita
lihat.
Selain kebun binatang, di
tempat ini juga ada toko souvenir, restoran, dan yang paling menarik adalah
pertunjukan "Thumbuakar, Fire Show". Para pemerannya pakai baju mirip Indian,
bawa tongkat bersulut api, lalu menari-nari. Setelah itu menenggak minyak
tanah, lalu menyemburkannya ke arah api jadi apinya membesar. Mereka juga
berinteraksi dengan penonton. Lucu dan menghibur sekali. Trus kita juga bisa
foto dengan beberapa hewan seperti burung hantu dan ular.
Oya, di entrance hall-nya ada penjual jus yang botolnya mirip jam pasir
tapi panjang. Lucu! Aku jadi beli jus mangga seharga $6,9. Cukup mahal untuk
ukuran jus. Tapi botolnya lucu, dan aku suka. Kenang-kenangan dari Night Safari.
Hehe...
Kalau ke Singapura, wajib
mengunjungi tempat ini: Sentosa Island. Untuk menuju kesana, bisa naik MRT,
bus, ataupun taksi. Tempat ini memang dikelola dengan baik untuk memanjakan
para wisatawan. Di dalamnya ada hotel, casino, mall, restoran, bermacam-macam
tempat bermain, toko souvenir, dan sebagainya; pokoknya tempat ini adalah
tempatnya para turis!
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengambil map guide
dan jadwal pertunjukan. Biar berwisatanya maksimal, kita harus mempelajari dulu
lokasinya, lalu memperhatikan jam-jam pertunjukannya. Setelah itu, baru kita
memutuskan mau mengunjungi tempat yang mana dulu.
Masing-masing wahana punya
tarif masuk sendiri, berkisar mulai $10. Bagi yang suka tantangan, harus coba
naik Skyline, kereta gantung yang membawa kita ke ketinggian, lalu turunnya
menaiki Luge, yang mirip gokart tapi ga bermesin. Jadi tinggal “ngglender”
ngikuti jalan sambil gerakkan kemudinya. Tarifnya $12,5 per orang untuk satu
kali naik Skyline + Luge. Banyak yang ketagihan dan ingin lagi, jadi kita bisa
membeli paket untuk 3x naik. Seru!
Kalau capek berjalan kaki,
kita bisa naik tram (kereta) yang membawa kita berkeliling Pulau Sentosa atau
naik Cable Car, kereta gantung yang memungkinkan kita melihat pemandangan
Sentosa dari ketinggian (tarif $29). Selain itu, juga terdapat replika patung
Merlion yang menjadi tujuan utama para turis untuk berfoto.
Karena merupakan pulau, di
Sentosa ada pantai yang dinamakan Siloso Beach, Palawan Beach, dan Tanjong
Beach. Semuanya indah! Di Palawan, ada Animal & Bird Park, kita juga bisa
menyewa segway dengan tarif $12 per
round. Sedangkan di Siloso ada flying fox
dengan panjang 450 meter dan tinggi 75 meter! Tarifnya $35 sekali naik.
Kita juga bisa main voli pantai dan masuk ke arena Laser Battle (tarif $18).
Semuanya seru!
Nah, pertunjukan yang ga boleh
dilewatkan adalah Songs of The Sea, letaknya di Siloso Beach. Tiketnya $10 per
orang, dan selalu penuh. Jadi harus beli dulu sejak masuk ke Siloso, biar ga
kehabisan, soalnya dalam 1 hari cuma ada 2 kali pertunjukan. Ini adalah
pertunjukan air mancur dan sinar laser, mirip dengan di Marina Bay, tapi jauh
lebih bagus karena ada teater musikalnya juga. Pokoknya keren! Two thumbs up!
Masih di Sentosa, Universal
Studio adalah tempat paling menyenangkan berikutnya. Tempat ini adalah surga
bersenang-senang! Tiket masuknya cukup mahal, untuk dewasa $68 waktu weekdays dan $74 waktu weekend; untuk anak-anak sekitar
setengahnya. Untung aku datang kesana waktu hari Rabu. Walaupun bukan weekend, ternyata cukup ramai. Jangan
lupa, ambil map guide dan jadwal
pertunjukan dulu!
Universal Studio dibagi jadi 7
zona: Hollywood, New York, Sci-Fi City, Ancient Egypt, The Lost World, Far Far
Away, dan Madagascar. Setiap zona mempunyai keasyikan masing-masing, sesuai
karakternya. Secara garis besar, ada yang namanya Street Entertainment, yaitu semacam parade atau pertunjukan yang
diadakan di jalan-jalan; Stage Shows,
yaitu pertunjukan di dalam gedung; dan Meet
and Greet Character, dimana kita bisa berfoto dengan orang-orang yang pakai
baju bermacam-macam tokoh dan berada di sepanjang arena.
Permainan di sana benar-benar
banyak dan bikin antusias, mau dicoba semuanya. Di zona Ancient Egypt ada Revenge of The Mummy: roller coaster indoor yang gelap dan sangat cepat, lumayan serem. Di zona The
Lost World ada Jurassic Rapids Adventure, seperti arung jeram dan pasti kita dibuat
totally wet! Ada juga show WaterWorld dimana adegan stuntman bersama semburan air, api, kepulan asap, dan pesawat
terbang asli seperti di filmnya!
Di Far Far Away, kita bisa
nonton pertunjukan 4D tentang petualangan Shrek, Putri Fiona, dan Donkey-nya
itu. Di zona New York kita bisa melihat cara membuat efek film action arahan
sutradara Steven Spielberg. Jangan lewatkan pertunjukan “Monsters Rock” di zona
Hollywood, teater musikal live yang
panggungnya megah dengan sinar laser. Aku paling suka di Sci-Fi City, yang
digambarkan sebagai kotanya Transformers. Disana ada Battlestar Galactica: roller coaster merah-biru yang heboh banget, juga Transformers The Ride: pertunjukan
3D yang seru dan keren abis! Pokoknya semua menarik, dari segi arsitekturnya
unik, wahana-wahananya seru, pertunjukannya spektakuler, dan pastinya taman
hiburan semacam itu disukai oleh semua usia. Berangkat pagi, pulangnya sudah
malem...
Singapura memang komplit.
Setelah jalan-jalan dan bersenang-senang, waktunya beli oleh-oleh untuk yang di
tanah air. Mall memang jamak ditemui, namun kalau ingin barang dengan harga
yang lebih murah, bisa mengunjungi Bugis atau Chinatown. Di tempat ini kita
bisa belanja souvenir seperti kaus, gantungan kunci, magnet kulkas, dan segala
macam pernak-pernik bergambar Singapore. Juga ada toko barang keperluan
sehari-hari, toko cemilan, dan pasar buah. Misalnya kaus, beberapa stan
memasang tulisan beli 3 semua ukuran hanya $10 sampai $12. Gantungan kunci satu
set isi 6 buah harganya $10, dan tentu saja masih bisa ditawar.
Bagi yang masih kuat
berjalan-jalan dan betah melek, kunjungi Clarke Quay. Tempat ini terkenal
sebagai pusat jalan-jalan malam. Kebanyakan berupa restoran atau cafe dan pub
(tempat dugem), dan cukup lengkap pilihan makanannya. Ada makanan Amerika
seperti burger atau steak, makanan India, makanan Arab, makanan Melayu, makanan
Spanyol, juga bisa memilih wine atau cocktail. Duduknya bisa di dalam
restoran, bisa di luar, seperti tempat nongkrong lah...
Clarke Quay ini letaknya di
pinggir Sungai Singapura, jadi kalau mau berjalan kaki menyusuri sepanjang sungai,
kita bisa sampai di Marina Bay. Tapi ya lumayan jauh. Mau duduk-duduk saja di
pinggir danau? Boleh.
Di salah satu jalan ada
penjual Ice Cream Turkish. Tempat ini menyedot perhatian banyak pengunjung,
karena penjualnya memakai pakaian seperti Alibaba. Pria berusia 50 tahunan itu
menampilkan atraksi lucu setiap menciduk es krim. Beberapa pembeli –termasuk
aku– tertipu saat mau menerima es krim yang ia berikan, karena kecepatan
tangannya, es krim ga jadi berpindah tangan. Jadi merasa dikerjain sama dia! Hehehe...
lucu banget! Rasa es krim-nya sih biasa aja, harganya $5 per cup.
Singapura membawa kesan
positif di mataku. Negara ini benar-benar nyaman ditinggali. Sebagai turis,
hampir tiap hari aku berangkat sekitar jam 10 pagi, pulang lebih dari jam 12
malam. Setelah seharian capek berjalan kaki, masih banyak cafe yang buka 24
jam. Ga perlu bingung kalau mau makan atau sekedar ngopi. Dini hari pun jalanan
masih terang, beberapa mobil masih sliweran di jalan, banyak juga orang yang
masih jalan-jalan. Di beberapa tempat, ada keran yang airnya bisa diminum.
Singapura pun sangat peduli pada orang dengan keterbatasan fisik, hampir semua
fasilitas umum mempunyai fasilitas juga untuk pengguna kursi roda. Apartemen
maupun gedung kantor mempunyai sistem pengamanan sendiri, dimana hanya penghuni
saja yang punya chip kartu akses buat masuk. Semua fasilitas dipelihara dengan
baik dan terjaga kebersihannya.
Kuliner Singapura juara!
Beberapa makanan yang aku sebutkan di awal adalah makanan khas sana. Coba juga
Prawn Noodle (mie kuah merah dengan udang dan daging), Ya Kun Kaya Toast With
Butter (roti panggang isi selai kaya dan mentega), Frog Porridge (bubur dengan
kodok masak kecap), Salted Egg Crab (kepiting saus telur asin), White Pepper
Crab (kepiting lada putih), dan Ribena (Juice Blackcurrant). Lucunya, aku
disana juga sempat makan Smashed Fried Chicken (ayam penyet) dan Smashed Beef
Steak (empal penyet) di restoran Indonesia. Ini gara-gara temannya Mamaku yang
sudah lama tinggal di sana ngidam makan empal. Hahaha...
Oiya, tips kalau mau makan di
Singapura, jangan lupa bawa tissue! Semua tempat makan di Singapura ga
menyediakan tissue di mejanya. Biasanya mereka sedia tissue basah, tapi tentu
harus bayar. Nah, kalau ga bawa, kita bisa beli tissue dari para “pengemis”.
Ya, “pengemis” di Singapura yang kutemui –khususnya di kawasan Orchard– bukan
sekedar menengadahkan tangan meminta uang dari pengguna jalan, tapi mereka
berjualan tissue! Luar biasa ya.
Aku sangat enjoy berada di
Singapura. Setelah liburan 1 minggu, tanggal 19 Juli aku harus kembali ke
Indonesia. Saat kembali naik motor di jalanan Surabaya yang padat, jadi ingat
jalanan Singapura yang bersahabat. Rasanya pengen pindah ke sana, masih
terbayang-bayang bagusnya Singapura. Hehe.. Banyak tempat menarik yang belum
aku kunjungi, dan aku berharap suatu
saat nanti bisa kembali ke sana. Singapore is The Fine City!
NB: Foto-fotonya di kamera
Mamaku, kebawa sampai Kediri.. T_T Ntar
nyusul deh... :D