Jumat, 27 Juli 2012

Enjoy Singapore!

Jam menunjukkan pukul 00.15 waktu setempat, tanggal 14 Juli dini hari, saat pesawat ValuAir yang kutumpangi mendarat di Bandara Changi, Singapura. Capek sih, setelah menunggu pesawat yang delay selama 5 jam! tapi yang lebih aku rasakan adalah very excited! Selama satu minggu, aku akan menjelajahi negeri Singa ini.

Kesan pertama, Singapura itu sangat bersih dan sangat teratur, dengan berbagai etnis manusia berkumpul di sana, seperti China, Jepang, Malaysia, India, termasuk dari Indonesia, juga ada bule-bule ras Kaukasoid itu. Aku beruntung karena kakakku bekerja di sana, jadi aku bisa tinggal di apartemennya yang berada di Orchard Road, salah satu pusat belanja terkenal di Singapura.

Aku begitu takjub saat melihat Singapura, karena di pinggir jalan ga ada rumah-rumah penduduk seperti di Indonesia. Semuanya bangunan-bangunan tinggi, baik apartemen maupun kantor. Begitu pula masyarakatnya. Di Singapura, kerap dijumpai kakek-kakek maupun nenek-nenek yang masih bekerja, seperti sebagai waiter/waitress di restoran, sopir taksi, sopir bus, cleaning service, sampai menjadi pemandu atau karyawan di tempat wisata. Hal ini terjadi karena Singapura ga memberi jaminan hari tua pada warganya, jadi mereka harus tetap bekerja demi hidup.

Jalanan di Singapura sangat lebar, dengan berbagai pohon besar dan taman kota yang menambah sejuk suasana. Kultur orang-orang di sana sangat suka berjalan kaki, jadi trotoar dibuat lebar, dilengkapi beberapa bangku seperti di taman, tempat sampah, dan spot untuk smoking area. Jadi ga ada orang yang merokok sambil jalan-jalan, apalagi buang sampah atau puntung rokok sembarangan. Bisa kena tilang sampai $1000! Singapura sangat ketat soal kebersihan.
Di semua jalan, mobil pribadi sangat jarang ditemui, apalagi sepeda motor, hampir tidak ada! Alat transportasi andalan mereka adalah bus dan MRT (Mass Rapid Transit, yaitu kereta cepat di bawah tanah yang stasiun dan rute-nya sangat banyak, bisa menjangkau seluruh tempat di Singapura), juga ada taksi. Jadi beda sekali dengan di Indonesia, dimana mobil pribadi mendominasi jalanan, ditambah sepeda motor yang begitu banyak, belum lagi angkutan umum yang menaik-turunkan penumpang seenaknya hingga menimbulkan kemacetan.

Pengalaman naik transportasi umum di Singapura sangat seru. Pertama kita membeli kartu sebesar kartu ATM gitu, dan menaruh deposit beberapa dolar di dalamnya. Nah, kartu ini dilengkapi dengan sensor, jadi setiap naik bus, kartu ini ditempelkan pada alat pembaca sensor itu, lalu tinggal duduk dengan tenang. Busnya sangat bersih, ber-AC, dan berjalan dengan tertib. Ia hanya akan berhenti di halte-halte, jadi ga bakal bisa mencegat bus dan naik atau turun sembarangan di pinggir jalan. Ga ada istilah angkutan umum yang “ngetem”. Setelah tiba di tujuan, kartu ini ditempelkan lagi di alat pembaca sensor yang ada di pintu keluar, secara otomatis kita sudah dianggap “membayar” karena saldo yang terdapat di dalam kartu itu sudah berkurang. Jadi ga ada kondektur di dalam bus! Jika ga punya kartu itu, masih bisa membayar dengan uang tunai yang berada di pintu masuk.
Kalau naik MRT, ga bisa bayar pakai uang tunai, jadi harus punya kartu itu. Stasiun-stasiun MRT biasanya ada di lantai paling dasar dari mall. Makanya sampai jam 12 malam mall masih terang benderang, walaupun toko-tokonya memang sudah tutup, karena mall itu adalah jalur lalu-lalang penumpang dari dan menuju MRT. Kartu ditempelkan pada pintu masuk stasiun MRT, lalu masuk peron, dan lihat papan-papan penunjuk arah mana yang akan kita tuju. MRT berjalan sangat cepat, paling sekitar 5 menit naik, kita sudah sampai di stasiun berikutnya. Setiap kali naik bus atau MRT, tarifnya sekitar $0,7 sampai $1,5 (Rp 6000-Rp 12.000) tergantung jauh-dekatnya jarak.
Kalau depositnya habis, bisa diisi ulang di mesin khusus seperti mesin setor tunai di ATM. Tinggal masukkan kartu, masukkan uang, ikuti instruksinya, setelah kartu sudah terisi jadi bisa dipakai lagi. Pantesan stasiun MRT selalu penuh orang, soalnya aku merasakan nyaman, bersih, aman, dan tentu cepat sampai ke tujuan.

Destinasi wisataku di Singapura diawali dengan mengunjungi Marina Bay Sands. Disana ada mall, hotel, casino, museum, gedung teater, semuanya jadi satu tempat di pinggir Sungai Singapura (Singapore River). Waktu malam, nonton "Light and Water Spectacular", perpaduan air mancur dengan sinar laser yang luar biasa bagus banget!! Setelah itu, jalan menyeberangi Helix Bridge, jembatan terpanjang di Singapura (280 meter) yang berbentuk mirip struktur DNA, berkelip-kelip lampunya so beautiful!
Jam udah menunjukkan pukul 10 malam, tapi di sisi seberang Marina Bay ada tempat makan yang masih ramai. Jadilah kami pesan makanan khas Singapura seperti Hokkian Mie, Fried Carrot Cake (namanya carrot tapi percayalah ini ga ada wortelnya sama sekali! Potongan lobak yang dicampur tepung lalu dikukus, digoreng dengan telur dan bawang putih), Chicken Wings, Sting Ray (ikan pari) bakar, dan Prawn Omellete. Minumnya Ice Sugarcane Lemon yang rasanya mirip es tebu yang diberi lemon. Wah, makanan Singapura enak-enak! Harganya berkisar antara $6 sampai $15 per porsi, es sugarcane lemon-nya $2 per gelas.
Abis makan, kami menuju Esplanade Building, yang masih ada di dekat situ. Bangunan beratap bundar unik mirip durian ini adalah gedung pertunjukan, seperti kalau ada konser musik, teater, opera, tari, dan sebagainya. Sayang, sudah tutup. Tapi kami masih bisa masuk dan melihat-lihat dalam gedung itu.
Dekat Marina Bay ada Singapore Flyer, The Giant Observation Wheel dengan tinggi 165 meter. Bersama dengan Merlion, patung berkepala singa-berbadan ikan yang sangat terkenal itu, Singapore Flyer, Marina Bay, dan Esplanade sering diabadikan sebagai ikon kota Singapura.

Di Singapura juga ada kebun binatang, namanya Singapore Zoo, Night Safari. Tempat wisata ini agak jauh, sekitar 1 jam perjalanan naik bus dari Orchard. Namanya juga Night Safari, tempat ini buka mulai jam 19.30 sampai 24.00. Tiketnya $20 per orang dewasa, $13 untuk anak-anak. Untuk melihat hewan-hewannya, kita harus naik kereta menyusuri rute yang dibuat, lamanya sekitar 25 menit. Tempatnya dibuat mirip dengan hutan alami. Gelap banget, tapi hewan-hewannya disorot dengan lampu jadi masih terlihat. Di dalam kereta juga ada pemandu yang menjelaskan hewan-hewan yang kita lihat.
Selain kebun binatang, di tempat ini juga ada toko souvenir, restoran, dan yang paling menarik adalah pertunjukan "Thumbuakar, Fire Show". Para pemerannya pakai baju mirip Indian, bawa tongkat bersulut api, lalu menari-nari. Setelah itu menenggak minyak tanah, lalu menyemburkannya ke arah api jadi apinya membesar. Mereka juga berinteraksi dengan penonton. Lucu dan menghibur sekali. Trus kita juga bisa foto dengan beberapa hewan seperti burung hantu dan ular.
Oya, di entrance hall-nya ada penjual jus yang botolnya mirip jam pasir tapi panjang. Lucu! Aku jadi beli jus mangga seharga $6,9. Cukup mahal untuk ukuran jus. Tapi botolnya lucu, dan aku suka. Kenang-kenangan dari Night Safari. Hehe...

Kalau ke Singapura, wajib mengunjungi tempat ini: Sentosa Island. Untuk menuju kesana, bisa naik MRT, bus, ataupun taksi. Tempat ini memang dikelola dengan baik untuk memanjakan para wisatawan. Di dalamnya ada hotel, casino, mall, restoran, bermacam-macam tempat bermain, toko souvenir, dan sebagainya; pokoknya tempat ini adalah tempatnya para turis!
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengambil map guide dan jadwal pertunjukan. Biar berwisatanya maksimal, kita harus mempelajari dulu lokasinya, lalu memperhatikan jam-jam pertunjukannya. Setelah itu, baru kita memutuskan mau mengunjungi tempat yang mana dulu.
Masing-masing wahana punya tarif masuk sendiri, berkisar mulai $10. Bagi yang suka tantangan, harus coba naik Skyline, kereta gantung yang membawa kita ke ketinggian, lalu turunnya menaiki Luge, yang mirip gokart tapi ga bermesin. Jadi tinggal “ngglender” ngikuti jalan sambil gerakkan kemudinya. Tarifnya $12,5 per orang untuk satu kali naik Skyline + Luge. Banyak yang ketagihan dan ingin lagi, jadi kita bisa membeli paket untuk 3x naik. Seru!

Kalau capek berjalan kaki, kita bisa naik tram (kereta) yang membawa kita berkeliling Pulau Sentosa atau naik Cable Car, kereta gantung yang memungkinkan kita melihat pemandangan Sentosa dari ketinggian (tarif $29). Selain itu, juga terdapat replika patung Merlion yang menjadi tujuan utama para turis untuk berfoto.

Karena merupakan pulau, di Sentosa ada pantai yang dinamakan Siloso Beach, Palawan Beach, dan Tanjong Beach. Semuanya indah! Di Palawan, ada Animal & Bird Park, kita juga bisa menyewa segway dengan tarif $12 per round. Sedangkan di Siloso ada flying fox dengan panjang 450 meter dan tinggi 75 meter! Tarifnya $35 sekali naik. Kita juga bisa main voli pantai dan masuk ke arena Laser Battle (tarif $18). Semuanya seru!
Nah, pertunjukan yang ga boleh dilewatkan adalah Songs of The Sea, letaknya di Siloso Beach. Tiketnya $10 per orang, dan selalu penuh. Jadi harus beli dulu sejak masuk ke Siloso, biar ga kehabisan, soalnya dalam 1 hari cuma ada 2 kali pertunjukan. Ini adalah pertunjukan air mancur dan sinar laser, mirip dengan di Marina Bay, tapi jauh lebih bagus karena ada teater musikalnya juga. Pokoknya keren! Two thumbs up!

Masih di Sentosa, Universal Studio adalah tempat paling menyenangkan berikutnya. Tempat ini adalah surga bersenang-senang! Tiket masuknya cukup mahal, untuk dewasa $68 waktu weekdays dan $74 waktu weekend; untuk anak-anak sekitar setengahnya. Untung aku datang kesana waktu hari Rabu. Walaupun bukan weekend, ternyata cukup ramai. Jangan lupa, ambil map guide dan jadwal pertunjukan dulu!

Universal Studio dibagi jadi 7 zona: Hollywood, New York, Sci-Fi City, Ancient Egypt, The Lost World, Far Far Away, dan Madagascar. Setiap zona mempunyai keasyikan masing-masing, sesuai karakternya. Secara garis besar, ada yang namanya Street Entertainment, yaitu semacam parade atau pertunjukan yang diadakan di jalan-jalan; Stage Shows, yaitu pertunjukan di dalam gedung; dan Meet and Greet Character, dimana kita bisa berfoto dengan orang-orang yang pakai baju bermacam-macam tokoh dan berada di sepanjang arena.

Permainan di sana benar-benar banyak dan bikin antusias, mau dicoba semuanya. Di zona Ancient Egypt ada Revenge of The Mummy: roller coaster indoor yang gelap dan sangat cepat, lumayan serem. Di zona The Lost World ada Jurassic Rapids Adventure, seperti arung jeram dan pasti kita dibuat totally wet! Ada juga show WaterWorld dimana adegan stuntman bersama semburan air, api, kepulan asap, dan pesawat terbang asli seperti di  filmnya!
Di Far Far Away, kita bisa nonton pertunjukan 4D tentang petualangan Shrek, Putri Fiona, dan Donkey-nya itu. Di zona New York kita bisa melihat cara membuat efek film action arahan sutradara Steven Spielberg. Jangan lewatkan pertunjukan “Monsters Rock” di zona Hollywood, teater musikal live yang panggungnya megah dengan sinar laser. Aku paling suka di Sci-Fi City, yang digambarkan sebagai kotanya Transformers. Disana ada Battlestar Galactica: roller coaster merah-biru yang heboh banget, juga Transformers The Ride: pertunjukan 3D yang seru dan keren abis! Pokoknya semua menarik, dari segi arsitekturnya unik, wahana-wahananya seru, pertunjukannya spektakuler, dan pastinya taman hiburan semacam itu disukai oleh semua usia. Berangkat pagi, pulangnya sudah malem...

Singapura memang komplit. Setelah jalan-jalan dan bersenang-senang, waktunya beli oleh-oleh untuk yang di tanah air. Mall memang jamak ditemui, namun kalau ingin barang dengan harga yang lebih murah, bisa mengunjungi Bugis atau Chinatown. Di tempat ini kita bisa belanja souvenir seperti kaus, gantungan kunci, magnet kulkas, dan segala macam pernak-pernik bergambar Singapore. Juga ada toko barang keperluan sehari-hari, toko cemilan, dan pasar buah. Misalnya kaus, beberapa stan memasang tulisan beli 3 semua ukuran hanya $10 sampai $12. Gantungan kunci satu set isi 6 buah harganya $10, dan tentu saja masih bisa ditawar.

Bagi yang masih kuat berjalan-jalan dan betah melek, kunjungi Clarke Quay. Tempat ini terkenal sebagai pusat jalan-jalan malam. Kebanyakan berupa restoran atau cafe dan pub (tempat dugem), dan cukup lengkap pilihan makanannya. Ada makanan Amerika seperti burger atau steak, makanan India, makanan Arab, makanan Melayu, makanan Spanyol, juga bisa memilih wine atau cocktail. Duduknya bisa di dalam restoran, bisa di luar, seperti tempat nongkrong lah...
Clarke Quay ini letaknya di pinggir Sungai Singapura, jadi kalau mau berjalan kaki menyusuri sepanjang sungai, kita bisa sampai di Marina Bay. Tapi ya lumayan jauh. Mau duduk-duduk saja di pinggir danau? Boleh.
Di salah satu jalan ada penjual Ice Cream Turkish. Tempat ini menyedot perhatian banyak pengunjung, karena penjualnya memakai pakaian seperti Alibaba. Pria berusia 50 tahunan itu menampilkan atraksi lucu setiap menciduk es krim. Beberapa pembeli –termasuk aku– tertipu saat mau menerima es krim yang ia berikan, karena kecepatan tangannya, es krim ga jadi berpindah tangan. Jadi merasa dikerjain sama dia! Hehehe... lucu banget! Rasa es krim-nya sih biasa aja, harganya $5 per cup.

Singapura membawa kesan positif di mataku. Negara ini benar-benar nyaman ditinggali. Sebagai turis, hampir tiap hari aku berangkat sekitar jam 10 pagi, pulang lebih dari jam 12 malam. Setelah seharian capek berjalan kaki, masih banyak cafe yang buka 24 jam. Ga perlu bingung kalau mau makan atau sekedar ngopi. Dini hari pun jalanan masih terang, beberapa mobil masih sliweran di jalan, banyak juga orang yang masih jalan-jalan. Di beberapa tempat, ada keran yang airnya bisa diminum. Singapura pun sangat peduli pada orang dengan keterbatasan fisik, hampir semua fasilitas umum mempunyai fasilitas juga untuk pengguna kursi roda. Apartemen maupun gedung kantor mempunyai sistem pengamanan sendiri, dimana hanya penghuni saja yang punya chip kartu akses buat masuk. Semua fasilitas dipelihara dengan baik dan terjaga kebersihannya.

Kuliner Singapura juara! Beberapa makanan yang aku sebutkan di awal adalah makanan khas sana. Coba juga Prawn Noodle (mie kuah merah dengan udang dan daging), Ya Kun Kaya Toast With Butter (roti panggang isi selai kaya dan mentega), Frog Porridge (bubur dengan kodok masak kecap), Salted Egg Crab (kepiting saus telur asin), White Pepper Crab (kepiting lada putih), dan Ribena (Juice Blackcurrant). Lucunya, aku disana juga sempat makan Smashed Fried Chicken (ayam penyet) dan Smashed Beef Steak (empal penyet) di restoran Indonesia. Ini gara-gara temannya Mamaku yang sudah lama tinggal di sana ngidam makan empal. Hahaha...
Oiya, tips kalau mau makan di Singapura, jangan lupa bawa tissue! Semua tempat makan di Singapura ga menyediakan tissue di mejanya. Biasanya mereka sedia tissue basah, tapi tentu harus bayar. Nah, kalau ga bawa, kita bisa beli tissue dari para “pengemis”. Ya, “pengemis” di Singapura yang kutemui –khususnya di kawasan Orchard– bukan sekedar menengadahkan tangan meminta uang dari pengguna jalan, tapi mereka berjualan tissue! Luar biasa ya.

Aku sangat enjoy berada di Singapura. Setelah liburan 1 minggu, tanggal 19 Juli aku harus kembali ke Indonesia. Saat kembali naik motor di jalanan Surabaya yang padat, jadi ingat jalanan Singapura yang bersahabat. Rasanya pengen pindah ke sana, masih terbayang-bayang bagusnya Singapura. Hehe.. Banyak tempat menarik yang belum aku kunjungi, dan aku berharap  suatu saat nanti bisa kembali ke sana. Singapore is The Fine City!

NB: Foto-fotonya di kamera Mamaku, kebawa sampai Kediri.. T_T  Ntar nyusul deh... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar