Suatu hari, pacarku
mengeluarkan statement yang cukup
menarik. ”Di dunia ini, ada 3 hal yang aku prioritaskan.”
”Apa itu?” tanyaku.
Dia jawab, ”Satu,
Tuhan. Dua, kamu. Tiga, Real Madrid.”
Spontan aku tertawa
mendengarnya. ”Haaah? Real Madrid juga?”
”Iya donk!” Dia
tersenyum bangga.
Aku tau pacarku sangat
maniak dengan sepakbola, khususnya Real Madrid, tim kesayangannya. Sebenarnya
dari SMP aku juga suka sepakbola, sampai sekarang pun masih sering nonton. Tapi ya aku ga semaniak dia kalau nonton atau mengikuti berita tentang
sepakbola.
Sebagian besar wanita
mungkin bertanya-tanya mengapa pria sangat menggilai sepak bola.
Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa sih serunya menyaksikan 22 pria berlarian
di lapangan mengejar 1 bola?” atau “Mengapa wajib begadang semalam suntuk untuk
menyaksikan tim itu bertanding?”. Apalagi kalau sampai tim kesayangannya gagal
menang, pria bisa uring-uringan seharian, termasuk pacarku juga gitu. Awalnya
aku juga berpikir gitu, tapi setelah mencoba nonton, ternyata sepakbola itu
seru, lho! Hehehe...
Eh, ternyata aku
menemukan artikel dari Kompas.com yang dapat menjawab pertanyaanku, juga
mungkin pertanyaan sebagian wanita tentang hubungan antara pria dan sepakbola. Begini katanya:
Pria ingin jadi yang terbaik
Bahkan sejak masih
kecil pun laki-laki sudah memiliki sifat kompetitif. Baik
saat bertanding di lapangan olahraga atau saat bermain dengan teman-temannya.
Mengapa? Karena mereka menyukai perasaan menjadi seorang pemenang dan tak ada
yang bisa menyamai dirinya. Nah, begitu pula ketika menyangkut pasangan Anda.
Ia merasa menjadi pemain ke-12 di lapangan ketika tim kesayangannya sedang
bertanding. Adalah hal yang umum jika tiba-tiba ia mengenakan kostum tim
kebanggaannya itu (bahkan saat ia menonton sendiri di rumah). Jika pasangan
Anda adalah termasuk fans berat,
tak ada salahnya untuk mendampingi si dia saat timnya bertanding. Atau
setidaknya selalu mendengar hasil akhirnya. Karena, untuk sebagian fans, adalah hal yang sangat
menyakitkan ketika timnya gagal (entah itu kalah bertanding, pemain terbaiknya
kena kartu merah, atau pelatihnya dipecat). Ia akan membutuhkan dukungan dan
teman untuk berbagi, sama seperti kita, para wanita yang butuh penghiburan saat
sepatu incaran kita yang hanya ada 1 ternyata sudah dibeli orang lain.
Semacam
bentuk terapi
Ketika pria melihat
pria lain beradu kepala dan tubuh hingga terjatuh-jatuh, ia melihat suatu hal
yang berbeda. Mungkin bagi wanita tindakan tersebut sangat menyakitkan dan
tidak menyenangkan untuk dilihat. Namun bagi pria, ia mengasosiasikannya dengan
keadaan yang sedang ia hadapi di kantor, dengan teman, dengan keluarga, bahkan
dengan Anda. Ketika pemain kesayangannya bisa menghadapi “tantangan” untuk
beradu badan dengan pria bertubuh kekar di hadapannya, ia pun pasti bisa
menghadapi tantangan yang ia miliki di kehidupannya. Jadi, anggap saja menonton
sepak bola menjadi semacam terapi untuknya menghadapi hidup, sama seperti Anda
saat membaca buku pengayaan diri (self
improvement).
Ia ingin didengar
Ia ingin didengar
Pernah melihat si dia
berlagak bak pelatih saat menonton sepak bola? Misal, “Ayo, Owen, kamu pasti
bisa!” atau “Astaga, Ronaldo, kenapa lewat situ?” dan sebagainya. Alasannya
sederhana, karena ia ingin didengar. Tugas pelatih adalah untuk “mendesain”
langkah permainan dan para pemain mengikuti petunjuknya. Siapa yang lari ke
arah mana, siapa yang melempar ke siapa, dan sebagainya. Secara turun-temurun,
pelatih dikenal sebagai orang yang sangat berwibawa dan hebat dalam berbicara.
Sosok pelatih seringkali diasosiasikan sebagai pribadi yang amat hebat, karena
profesi ini harus bisa menjadi motivator, ayah, sahabat, diktator, dan
sebagainya dalam waktu bersamaan.
Ketika menyaksikan
pertandingan, ia akan menduga-duga apa yang akan dilakukan para pemain, dan
mempertanyakan apa yang salah jika timnya kalah. Jika Anda ingin mendorong
semangat dan membuatnya merasa hebat, cobalah bertanya padanya (tentu pada saat
jeda iklan). Coba tanyakan arti istilah-istilah dalam persepakbolaan, atau
tentang seputar pertandingan yang berlangsung. Ia akan merasa senang untuk bisa
menjelaskan tentang hal ini kepada orang lain, karena ternyata ada orang yang
mau mendengarnya.
Ia
suka aksi seru
Seorang rekan Kompas.com
mengatakan, “Sepak bola itu lebih menyenangkan kalau kita punya tim yang kita
jagokan.” Anda tentu akan menjadi sangat fokus menyaksikan pertandingan ketika
Anda menginginkan tim Anda memenangkan pertandingan. Saking fokusnya, Anda akan
merasakan bahwa pertandingan berlangsung cepat dan menegangkan. Setiap pemain
memiliki peran spesifik dan penting, tujuannya satu; menang! Sepak bola adalah
olahraga tim. Para penggemar sepak bola tahu, bahwa dalam setiap pertandingan
diperlukan persiapan yang sangat rumit, tak heran jika ia tak bisa melepaskan
pandangannya dari layar kaca. Daripada bosan menunggunya tegang saat
menyaksikan timnya bertanding, cobalah ikut mendukung tim kesayangannya. Atau cobalah
untuk kreatif bikin suasana seru dengan memanfaatkan keadaan yang ada.
Sepak
bola mendukung persahabatan
Ya, tentu Anda pernah
mendengar acara “nonton bareng sepak bola”. Kegiatan ini banyak digelar pada
musim pertandingan piala dunia atau piala Champions (kejuaraan sepak bola
antarklub di Eropa). Dalam acara-acara semacam ini para fans bisa bersatu dan
membicarakan hal yang sama, tim kebanggaan mereka. Hal semacam ini bisa membuat
seorang penggemar sangat bahagia, tak heran jika si dia betah nongkrong di sana
berjam-jam, bahkan saat pertandingan sudah berakhir lama. Acara nonton bareng
semacam ini memberikan kesempatan untuk si dia dan teman-temannya menyoraki
atau mendukung sosok pemain yang jauh lebih cepat, lebih berotot, lebih kaya,
dan lebih beruntung darinya. Pada saat-saat seperti ini,
wajar jika Anda merasa tersisihkan dan tak diperhatikan.
Kalau menurut aku sih,
analisanya boleh juga...
Jadi ya biarlah para pria dengan kesukaan sepakbolanya. Apalagi pacarku punya impian, "Suatu hari nanti, kalau ke luar negeri, negara pertama yang akan aku datangi adalah Spanyol, dan aku akan menginjakkan kaki ke Santiago Bernabeu..."
"Sama siapa?" aku menggodanya.
"Sama kamu donk.. Ayo bulan madu disana."
Selama impiannya masih positif, aku pasti bilang "Amiiiiinnn...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar