Sabtu, 23 Juni 2012

"Boss" atau "Leader"?


Tuhan menciptakan manusia dengan segala kekuasaanNya. Kata John Locke, pada saat dilahirkan, manusia itu ibarat kertas yang putih bersih (tabula rasa). Pola asuh dan lingkunganlah yang membentuk seseorang menjadi manusia seperti pada waktu dewasa. Banyak segi kepribadian dan karakter individu yang diperolehnya dari proses belajar.
Karakter tersebut terus menemukan muaranya seiring dengan perkembangan hidup manusia. Selain dipengaruhi oleh sifat bawaan, karakter hasil pengaruh lingkungan itu kemudian menentukan bagaimana manusia berperilaku.

Dalam perilaku kehidupan sehari-hari, manusia pasti berhubungan dengan sesamanya. Bagi kita yang berada di dunia profesional berlabel perkantoran, kerjasama dan komunikasi yang baik mutlak diperlukan agar dapat bekerja dengan baik pula. Aku menulis ini karena terinspirasi oleh perilaku orang-orang di kantorku.

Di kantorku ini, ada ± 160 manusia. Dari jumlah itu, sekitar 13 orang menjabat supervisor dan pimpinan di beberapa bagian, seperti departemen marketing, departemen kredit, departemen operasional, dsb. Memang terkesan aneh, dalam satu kantor ada begitu banyak pimpinan. Tapi karena perusahaan tempatku bekerja ini mempunyai banyak cabang di seluruh Indonesia, dan Surabaya adalah kantor cabang terbesar, maka sebagian besar pimpinan seperti koordinator area, koordinator wilayah, juga para koordinator operasional ditempatkan di Surabaya; tentu dengan tetap berkoordinasi dengan kantor pusat di Jakarta.

Nah, menarik saat mengamati bagaimana para pimpinan dan supervisor ini bekerja. Mereka mempunyai gaya masing-masing. Ada yang begitu terbuka dalam hal koordinasi, ramah, namun tetap tegas dan profesional, sehingga ia disukai oleh kami, para staf, baik yang berada di departemennya maupun bukan. Sebaliknya, ada pimpinan yang terkesan kaku, begitu serius, disegani, bahkan cenderung ditakuti oleh para staf. Ada yang meluapkan emosi secara terbuka, ada pula yang lebih mampu mengelola emosinya. Ada yang dibalik sikap tegasnya memimpin ternyata juga suka melucu dan tertawa keras-keras. Ada pula lho, yang tidak berbahasa Indonesia yang baik, tapi kalau ngomong campur-campur dengan bahasa Jawa! Ada yang moody, alias pas mood-nya baik, ia ikut senang-senang dengan para karyawan, tapi hati-hati aja pas mood-nya jelek... bisa “disemprot” deh...hehe.. Macem-macem lah! :D

Nah, berdasarkan pengamatan itu, aku belajar mengapa ada pimpinan yang –dalam bahasa gampangnya– disukai, disegani, cenderung ditakuti, atau tidak disukai (dibenci). Ternyata itu ditinjau dari bagaimana cara mereka memperlakukan anak buah atau para stafnya. Ada yang disebut “Boss”, dan juga “Leader”.
Boss dan Leader adalah dua istilah yang mempunyai definisi tersendiri, walaupun kelihatannya sama, yaitu seseorang yang memuncaki suatu piramida pekerjaan.



Leader adalah seseorang yang mampu memotivasi bawahannya. Ia mempunyai pikiran yang terbuka untuk menerima kritik, tantangan, maupun ide dari orang lain. Seorang Leader tidak serta merta memerintah bawahannya, namun lebih mendorong mereka untuk melakukan pekerjaannya secara lebih baik. Oleh sebab itu seorang Leader dipandang sebagai contoh yang baik, dihormati dan disukai bawahannya bukan semata-mata karena jabatan ataupun senioritasnya, namun juga karena kemampuan, karakter, serta attitude-nya.

Sebaliknya, Boss dihormati terutama karena kekuasaannya. Boss menciptakan suasana tegang dan rasa takut pada para stafnya, akibat kontrol ketatnya terhadap kinerja mereka. Seorang Boss biasanya tertutup terhadap kritik, tantangan, dan saran dari anak buahnya. Hal ini berarti bahwa pengakuan dan penghormatan yang diterima oleh si Boss adalah karena ketakutan anak buahnya kepada mereka.

Secara garis besar, perbedaan tersebut dirangkum sebagai berikut:
  1. Boss mengarahkan bawahannya, Leader mengajari mereka.
  2. Boss mengandalkan kekuasaan, Leader mengandalkan niat / kehendak baik.
  3. Boss menciptakan ketakutan, Leader menimbulkan antusiasme dan rasa percaya diri.
  4. Boss mengatakan ”Saya”, Leader mengatakan ”Kita”.
  5. Ketika Boss menyalahkan bawahannya, Leader memperbaiki kesalahan mereka.
  6. Boss memerintah bawahannya, Leader meminta kepada mereka.
  7. Boss menggunakan kemampuan karyawannya, Leader mengembangkan kemampuan mereka.
  8. Boss tahu bagaimana cara menyelesaikan sesuatu, Leader menunjukkan bagaimana cara menyelesaikan sesuatu.
  9. Boss membuat pekerjaan menjadi membosankan, Leader membuat pekerjaan menjadi menarik.
  10. Boss mengatakan ”Pergi!”, Leader mengatakan ”Mari kita pergi!”.
  11. Untuk menjadi Leader, seseorang harus memberikan contoh yang baik, sedangkan Boss tinggal memberikan perintah dan menunggu hasil yang dikerjakan oleh orang lain.

Kalau dari segi persamaannya, baik Leader maupun Boss adalah orang yang mempunyai kedudukan di sebuah perusahaan. Sama-sama mempunyai kekuasaan, hanya saja yang satu lebih dihormati karena kualitas dan karismanya, sedangkan satunya dihormati karena ditakuti. Boleh dikatakan bahwa setiap Leader dapat menjadi Boss, tetapi jarang ada Boss yang dapat menjadi Leader.

Dari pembelajaran itu, kesannya memang Leader lebih positif, ya?
Lalu bagaimana caranya seorang Boss dapat menjadi Leader?
Seorang Boss harus menunjukkan bahwa ia mempunyai pengatahuan yang memadai, rencana kerja yang jelas, antisipasi terhadap segala kemungkinan masalah, tinjauan masa depan, tindakan yang nyata, berorientasi pada proses serta hasil, menghargai setiap pribadi bawahannya, serta bertindak sebagai teman sekaligus mentor bagi mereka. Kualitas-kualitas tersebut diperlukan untuk menjadi seorang Leader.
Selanjutnya, seorang Leader yang baik harus dapat membuat anak buahnya menyadari bahwa mereka mempunyai kemampuan lebih besar dari yang mereka pikirkan, sehingga mereka dapat bekerja dengan memaksimalkan kemampuan tersebut secara konsisten. Lebih lanjut, seorang Leader tidak lagi menciptakan pengikut atau bawahan, namun ia dapat menciptakan Leader-Leader baru.

Terlepas dari apakah karakter Boss atau Leader itu dipengaruhi oleh sifat bawaan dan pola asuh masa anak-anak, semuanya kembali pada proses belajar di lingkungan pada masing-masing individu tersebut.

So, which one are you: Boss or Leader?

1 komentar:

  1. wahhh...makasih penjelasannya :)
    Lebih baik memilih menjadi leader, karena bagaimanapun juga waktu kita 24 jam, kan enak kalau mslnya kita punya bisnis, dan suatu saat nanti berkembang, kita punya bawahan yang mandiri dan melanjutkan apa yg kita kerjakan :)
    tinggal memikirkan bagaimana caranya mencetak leader yaaa, insyaalloh akan mengikuti tahapaan di atas :)

    BalasHapus