Rabu, 17 Oktober 2012

Cantik Itu (Nggak Harus) Mahal!



Kita pasti sudah sering dengar ungkapan “Don’t judge a book by its cover”, jangan menilai buku hanya dari covernya. Dalam kehidupan sehari-hari, ungkapan ini pun ditujukan supaya orang ga menilai orang lain hanya dari tampilan luarnya (fisik), tapi lebih penting menilai orang dari “dalam”nya, seperti budi pekerti, kepandaian, atau kemampuan.
Tapi bagaimanapun juga, kita ga bisa memungkiri kalau tampilan luar juga berpengaruh pada hubungan antarmanusia. Contohnya, bagaimana kita bisa mendapatkan posisi di dunia kerja jika pada saat interview tidak menampilkan diri yang pantas dan rapi? Klien atau customer pun ga akan membeli produk yang kita jual jika sebagai garda depan kita berdandan asal-asalan, jadinya ga enak dilihat. Lalu apa yang ada dalam pikiran kita, ketika melihat sekelompok anak muda berpakaian serba hitam nongkrong ga jelas di pinggir jalan, dengan tindik atau tato di sekujur tubuh, rambut dicat warna-warni, dan merokok? Pasti kita menilai anak muda tersebut urakan, pemalas, salah didikan, dan sebagainya. Maka dari itu, kesan pertama yang dilihat orang lain dari kita turut mempengaruhi penilaian terhadap diri kita.

Karena penampilan itu penting, maka sekarang banyak ditemui klinik-klinik kecantikan atau perawatan tubuh, baik tubuh secara keseluruhan maupun hanya bagian tertentu, misalnya wajah atau kuku. Beragam fasilitas yang disediakan, mulai dari yang luks berbiaya fantastis hingga salon-salon yang awalnya hanya menangani penataan rambut kini juga menambah komposisi mereka dengan menyediakan perawatan tubuh. Masyarakat pun bisa leluasa memilih tempat dan jenis perawatan yang mereka butuhkan, tentunya sesuai dengan gaya hidup dan budget masing-masing.

Aku termasuk jarang menggunakan jasa klinik perawatan semacam itu. Beruntungnya aku memiliki jenis kulit yang normal cenderung kering, jadi ga gampang jerawatan. Perawatanku sehari-hari ya cukup mandi dan cuci muka teratur dengan sabun yang lembut, pakai body lotion, pakai pelembab muka yang ada SPF-nya untuk menangkal sinar matahari, dan pakai krim malam. Produk yang aku pakai juga produk-produk umum yang banyak dijual di pasaran.
Beda dengan pacarku, dia memiliki jenis kulit yang sensitif dan gampang jerawatan. Awalnya dulu kulit mukanya kering dan agak kusam, jadi aku sarankan dia pakai pelembab. Untungnya dia mau ngikuti saranku. Setelah pakai pelembab secara teratur, mukanya mulai kelihatan cerah. Lama-kelamaan, dia jadi serius merawat kulit. Selain pakai pelembab, dia juga pakai body lotion, pastinya dia pilih produk yang khusus untuk cowok. Tentu aku senang karena dia ga gengsi untuk melakukan perawatan kulit yang biasanya monopoli kaum perempuan. Itu tandanya dia memerhatikan penampilan.

Walaupun sudah dirawat, wajar kalau sesekali masih muncul masalah pada kulit. Pacarku masih sering jerawatan, sampai-sampai tiap jerawatnya muncul, aku godain “Kamu mau ‘dapet’ (menstruasi), ya?” hahaha... Karena hal itu,  lalu aku teringat sesuatu.
Suatu hari, aku ngomong ke pacarku, “Eh, kita facial, yuk?”
“Ayuk. Ga pa-pa,” katanya.
Wah, aku senang ternyata dia mau. Mulailah aku cari informasi tentang klinik-klinik perawatan muka, jenis-jenis perawatannya, hingga harganya.
Dari berbagai tempat yang terkenal, misalnya Natasha, Esther, dan LBC (London Beauty Centre), akhirnya aku pilih yang terakhir karena pertimbangan lokasinya dekat dengan tempat tinggalku. Soal harga, relatif bersaing lah.

Akhirnya, pertengahan bulan lalu aku dan pacarku pergi ke LBC. Kalau aku sudah pernah facial, tapi bagi pacarku, ini adalah pengalaman pertamanya. Apa komentarnya setelah selesai? “Addoohh... Sakit banget! Apalagi pas bersihin komedo, dipencet kenceng-kenceng. Aku mau teriak rasanya. Sampe pegangan pinggir tempat tidurnya. Waktu di-masker enak, dingin, sampe ketiduran waktu nunggu maskernya kering.” Hahaha...  Beberapa hari kemudian, dia mengakui perbedaan wajahnya setelah di-facial, jadi bersih, halus, dan cerah.

Harga yang harus dibayar setiap facial memang lumayan, sekitar Rp 105 ribu ++. Walaupun prosesnya menyakitkan, tapi aku dan pacarku ga kapok mengulanginya. Minggu lalu, kami kesana lagi. Kali ini ga langsung facial, tapi konsultasi dulu dengan dokternya. Dia mau perawatan khusus biar ga gampang jerawatan, sedangkan aku mau menghilangkan bintik-bintik coklat di wajah. Bintik-bintik di wajahku ini bukan flek, tapi keturunan dari mamaku. Menghilangkannya harus dengan di-cooter atau seperti disulut dengan api gitu. Ada alat khusus untuk itu. Wow, serem ya? Tapi karena aku sudah pernah di-cooter, jadi sudah tau prosesnya seperti apa. Rasanya jauh lebih sakit dari facial biasa! Clekit-clekit gitu... Sesudah itu, muka jadi merah, timbul bekas luka, tapi dalam waktu 3-5 hari luka itu akan mengelupas dan kulit jadi bersih.

Selama dalam masa perawatan, alangkah lebih baik hasilnya jika ditunjang dengan produk yang tepat. Jadi setelah treatment, si dokter meresepkan beberapa produk yang harus dipakai. Belinya ya di Apotek LBC. Untuk pacarku, ada sabun muka anti jerawat, krim anti iritasi, krim pagi, dan krim malam. Kalau buatku cuma gel antibiotik untuk menyembuhkan bekas lukanya. Ketika membayar di kasir, harga yang disebutkan cukup membuat kami tercengang: Rp 575 ribu untuk pacarku, dan Rp 280 ribu untukku. Hmm...

“Gini ya perjuangan untuk kulit bagus...” gumam pacarku. Selain prosesnya sakit, produk yang harus dipakai cukup banyak, harganya lumayan mahal, dan kami harus rutin menjalaninya! Aku harus kembali kesana 2 minggu lagi untuk peeling, dan dia setidaknya harus 3 kali perawatan lagi. Geleng-geleng kepala jadinya.

Nantinya, semua perawatan dan biaya yang dikeluarkan itu akan berbanding lurus ketika melihat hasil kulit muka yang cerah dan mulus. Makanya kami merasa ga rugi mengeluarkan banyak biaya seperti itu. Kami pengen terus merawat muka dengan facial sebulan sekali. Tapi tentu perawatan dari luar ga ada artinya kalau ga didukung dengan perawatan dari dalam.

Sebenernya kulit terawat dan sehat bisa kok didapat dengan mudah dan murah. Anjuran yang paling sering dikemukakan adalah:
  1. Banyak minum air putih.
  2. Makan buah-buahan dan sayur-sayuran hijau. Katanya mangga, jeruk, dan anggur adalah buah yang bagus untuk kulit karena kaya kandungan likopen dan vitamin C. Teh hijau juga bagus karena mengandung kolagen yang menjaga kulit tetap kenyal.
  3. Menghindari sinar matahari antara jam 10 pagi sampai 4 sore, karena tinggi ultraviolet yang dapat merusak kulit. Sebaiknya melindungi kulit dengan sunblock, memakai jaket, topi, kacamata hitam, atau payung saat berada di luar ruangan.
  4. Tidak minum minuman beralkohol dan tidak merokok.
  5. Cukup tidur (istirahat), olahraga, dan seimbang antara pola makan dengan gaya hidup.
  6. Bila perlu, lengkapi dengan suplemen khusus untuk kulit seperti vitamin E.
Satu lagi yang paling penting, jangan mudah percaya pada iklan-iklan produk perawatan kulit atau wajah yang mengeklaim dirinya tidak hanya bekerja di permukaan tapi dapat menembus jauh ke dalam kulit. Karena menurut info yang pernah aku baca, kulit manusia terdiri dari beberapa lapis dan sudah ada penelitian yang menyebutkan bahwa tidak ada satu pun krim yang dapat menembus lapisan teratas pada kulit. Cek artikel lengkapnya disini.

Jadi, siapapun bebas memilih seperti apa ia hendak memperindah tampilan dirinya: apakah dengan berbagai perawatan dan produk kimiawi yang mengeluarkan banyak biaya, atau dengan cara alami yang dipercaya lebih aman, tidak mempunyai efek samping bagi kesehatan, dan pastinya lebih hemat. Jika kembali ke ulasan di awal, manakah yang lebih Anda pilih: cantik atau pintar? Tampan tapi bodoh atau jelek tapi pintar? :)

6 komentar:

  1. gimana hasilx di cooter mbak? aq pengen tau krn masalah diwajahku kyx mirip sama mbak. salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Erwan... setelah di-cooter, pertamanya kelihatan merah-merah, trus lama-lama lukanya jadi mengeras, seperti borok gitu. tapi oleh dokter di LBC diberi salep untuk mengobati luka itu, jadi tiap pagi, sore, malam diolesi salep, trus lama-lama boroknya lepas sendiri. muka jadi bersih lagi :)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Trus efek bintik hitamnya gimana? Bisa hilang gak?

    BalasHapus
  4. Rasanya sakit ga mba, dn diksh anastesi ga

    BalasHapus
  5. Rasanya sakit ga mba, dn diksh anastesi ga

    BalasHapus