Kita pasti sudah sering dengar
ungkapan “Don’t judge a book by its cover”, jangan menilai buku hanya dari
covernya. Dalam kehidupan sehari-hari, ungkapan ini pun ditujukan supaya orang
ga menilai orang lain hanya dari tampilan luarnya (fisik), tapi lebih penting
menilai orang dari “dalam”nya, seperti budi pekerti, kepandaian, atau
kemampuan.
Tapi bagaimanapun juga, kita ga
bisa memungkiri kalau tampilan luar juga berpengaruh pada hubungan antarmanusia.
Contohnya, bagaimana kita bisa mendapatkan posisi di dunia kerja jika pada saat
interview tidak menampilkan diri yang pantas dan rapi? Klien atau customer pun ga akan membeli produk yang
kita jual jika sebagai garda depan kita berdandan asal-asalan, jadinya ga enak
dilihat. Lalu apa yang ada dalam pikiran kita, ketika melihat sekelompok anak
muda berpakaian serba hitam nongkrong ga jelas di pinggir jalan, dengan tindik
atau tato di sekujur tubuh, rambut dicat warna-warni, dan merokok? Pasti kita
menilai anak muda tersebut urakan, pemalas, salah didikan, dan sebagainya. Maka
dari itu, kesan pertama yang dilihat orang lain dari kita turut mempengaruhi
penilaian terhadap diri kita.
Karena penampilan itu penting,
maka sekarang banyak ditemui klinik-klinik kecantikan atau perawatan tubuh,
baik tubuh secara keseluruhan maupun hanya bagian tertentu, misalnya wajah atau
kuku. Beragam fasilitas yang disediakan, mulai dari yang luks berbiaya
fantastis hingga salon-salon yang awalnya hanya menangani penataan rambut kini
juga menambah komposisi mereka dengan menyediakan perawatan tubuh. Masyarakat
pun bisa leluasa memilih tempat dan jenis perawatan yang mereka butuhkan,
tentunya sesuai dengan gaya hidup dan budget masing-masing.
Aku termasuk jarang menggunakan
jasa klinik perawatan semacam itu. Beruntungnya aku memiliki jenis kulit yang
normal cenderung kering, jadi ga gampang jerawatan. Perawatanku sehari-hari ya
cukup mandi dan cuci muka teratur dengan sabun yang lembut, pakai body lotion, pakai pelembab muka yang
ada SPF-nya untuk menangkal sinar matahari, dan pakai krim malam. Produk yang
aku pakai juga produk-produk umum yang banyak dijual di pasaran.
Beda dengan pacarku, dia
memiliki jenis kulit yang sensitif dan gampang jerawatan. Awalnya dulu kulit
mukanya kering dan agak kusam, jadi aku sarankan dia pakai pelembab. Untungnya
dia mau ngikuti saranku. Setelah pakai pelembab secara teratur, mukanya mulai
kelihatan cerah. Lama-kelamaan, dia jadi serius merawat kulit. Selain pakai
pelembab, dia juga pakai body lotion,
pastinya dia pilih produk yang khusus untuk cowok. Tentu aku senang karena dia
ga gengsi untuk melakukan perawatan kulit yang biasanya monopoli kaum
perempuan. Itu tandanya dia memerhatikan penampilan.
Walaupun sudah dirawat, wajar
kalau sesekali masih muncul masalah pada kulit. Pacarku masih sering jerawatan,
sampai-sampai tiap jerawatnya muncul, aku godain “Kamu mau ‘dapet’ (menstruasi),
ya?” hahaha... Karena hal itu, lalu aku
teringat sesuatu.
Suatu hari, aku ngomong ke
pacarku, “Eh, kita facial, yuk?”
“Ayuk. Ga pa-pa,” katanya.
Wah, aku senang ternyata dia
mau. Mulailah aku cari informasi tentang klinik-klinik perawatan muka,
jenis-jenis perawatannya, hingga harganya.
Dari berbagai tempat yang
terkenal, misalnya Natasha, Esther, dan LBC (London Beauty Centre), akhirnya
aku pilih yang terakhir karena pertimbangan lokasinya dekat dengan tempat
tinggalku. Soal harga, relatif bersaing lah.
Akhirnya, pertengahan bulan
lalu aku dan pacarku pergi ke LBC. Kalau aku sudah pernah facial, tapi bagi pacarku, ini adalah pengalaman pertamanya. Apa
komentarnya setelah selesai? “Addoohh... Sakit banget! Apalagi pas bersihin
komedo, dipencet kenceng-kenceng. Aku mau teriak rasanya. Sampe pegangan pinggir
tempat tidurnya. Waktu di-masker enak, dingin, sampe ketiduran waktu nunggu
maskernya kering.” Hahaha... Beberapa
hari kemudian, dia mengakui perbedaan wajahnya setelah di-facial, jadi bersih, halus, dan cerah.
Harga yang harus dibayar setiap
facial memang lumayan, sekitar Rp 105
ribu ++. Walaupun prosesnya menyakitkan, tapi aku dan pacarku ga kapok
mengulanginya. Minggu lalu, kami kesana lagi. Kali ini ga langsung facial, tapi konsultasi dulu dengan
dokternya. Dia mau perawatan khusus biar ga gampang jerawatan, sedangkan aku
mau menghilangkan bintik-bintik coklat di wajah. Bintik-bintik di wajahku ini
bukan flek, tapi keturunan dari mamaku. Menghilangkannya harus dengan di-cooter atau seperti disulut dengan api
gitu. Ada alat khusus untuk itu. Wow, serem ya? Tapi karena aku sudah pernah
di-cooter, jadi sudah tau prosesnya
seperti apa. Rasanya jauh lebih sakit dari facial
biasa! Clekit-clekit gitu... Sesudah
itu, muka jadi merah, timbul bekas luka, tapi dalam waktu 3-5 hari luka itu
akan mengelupas dan kulit jadi bersih.
Selama dalam masa perawatan,
alangkah lebih baik hasilnya jika ditunjang dengan produk yang tepat. Jadi
setelah treatment, si dokter
meresepkan beberapa produk yang harus dipakai. Belinya ya di Apotek LBC. Untuk
pacarku, ada sabun muka anti jerawat, krim anti iritasi, krim pagi, dan krim
malam. Kalau buatku cuma gel antibiotik untuk menyembuhkan bekas lukanya.
Ketika membayar di kasir, harga yang disebutkan cukup membuat kami tercengang:
Rp 575 ribu untuk pacarku, dan Rp 280 ribu untukku. Hmm...
“Gini ya perjuangan untuk kulit
bagus...” gumam pacarku. Selain prosesnya sakit, produk yang harus dipakai
cukup banyak, harganya lumayan mahal, dan kami harus rutin menjalaninya! Aku
harus kembali kesana 2 minggu lagi untuk peeling,
dan dia setidaknya harus 3 kali perawatan lagi. Geleng-geleng kepala jadinya.
Nantinya, semua perawatan dan
biaya yang dikeluarkan itu akan berbanding lurus ketika melihat hasil kulit
muka yang cerah dan mulus. Makanya kami merasa ga rugi mengeluarkan banyak
biaya seperti itu. Kami pengen terus merawat muka dengan facial sebulan sekali. Tapi tentu perawatan dari luar ga ada
artinya kalau ga didukung dengan perawatan dari dalam.
Sebenernya kulit terawat dan
sehat bisa kok didapat dengan mudah dan murah. Anjuran yang paling sering
dikemukakan adalah:
- Banyak minum air putih.
- Makan buah-buahan dan sayur-sayuran hijau. Katanya mangga, jeruk, dan anggur adalah buah yang bagus untuk kulit karena kaya kandungan likopen dan vitamin C. Teh hijau juga bagus karena mengandung kolagen yang menjaga kulit tetap kenyal.
- Menghindari sinar matahari antara jam 10 pagi sampai 4 sore, karena tinggi ultraviolet yang dapat merusak kulit. Sebaiknya melindungi kulit dengan sunblock, memakai jaket, topi, kacamata hitam, atau payung saat berada di luar ruangan.
- Tidak minum minuman beralkohol dan tidak merokok.
- Cukup tidur (istirahat), olahraga, dan seimbang antara pola makan dengan gaya hidup.
- Bila perlu, lengkapi dengan suplemen khusus untuk kulit seperti vitamin E.
Satu lagi yang paling penting, jangan
mudah percaya pada iklan-iklan produk perawatan kulit atau wajah yang
mengeklaim dirinya tidak hanya bekerja di permukaan tapi dapat menembus jauh ke
dalam kulit. Karena menurut info yang pernah aku baca, kulit manusia terdiri
dari beberapa lapis dan sudah ada penelitian yang menyebutkan bahwa tidak ada
satu pun krim yang dapat menembus lapisan teratas pada kulit. Cek artikel lengkapnya
disini.
Jadi, siapapun bebas memilih
seperti apa ia hendak memperindah tampilan dirinya: apakah dengan berbagai
perawatan dan produk kimiawi yang mengeluarkan banyak biaya, atau dengan cara
alami yang dipercaya lebih aman, tidak mempunyai efek samping bagi kesehatan,
dan pastinya lebih hemat. Jika kembali ke ulasan di awal, manakah yang lebih
Anda pilih: cantik atau pintar? Tampan tapi bodoh atau jelek tapi pintar? :)
gimana hasilx di cooter mbak? aq pengen tau krn masalah diwajahku kyx mirip sama mbak. salam
BalasHapusHai Erwan... setelah di-cooter, pertamanya kelihatan merah-merah, trus lama-lama lukanya jadi mengeras, seperti borok gitu. tapi oleh dokter di LBC diberi salep untuk mengobati luka itu, jadi tiap pagi, sore, malam diolesi salep, trus lama-lama boroknya lepas sendiri. muka jadi bersih lagi :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTrus efek bintik hitamnya gimana? Bisa hilang gak?
BalasHapusRasanya sakit ga mba, dn diksh anastesi ga
BalasHapusRasanya sakit ga mba, dn diksh anastesi ga
BalasHapus